| ]


MANFAAT SEDOTAN
Posted by: "pravita anjalipan"
pravita_anjaxxxxxx@yahoo.com
Mon Sep 22, 2008 7:28 pm (PDT)


Ini ada email dr seorang teman, ceritanya begini :

Suatu ketika saya dengan teman-teman sedang makan sate. Kemudianseorang teman menyatakan betapa ia ngeri setiap melihat sate yang
potongannya besar-besar.

"Kenapa?" tanya saya.

"Saya ingat keponakan yang meninggal karena makan sate," katanya. Diabercerita, waktu itu sedang ada syukuran dengan makan-makan. . Dia masih
ingat melihat si kecil keponakannya yang berlari-lari sambil membawasate. Usianya sekitar 4 tahun.

Kemudian musibah datang. Anak kecil itu tercekik (mungkin tersedak) daging sate. Semuaorang berusaha menolong. Anak itu dibalik, dipukul-pukul belakang
lehernya (bahkan sampai biru-biru, kata dia sambil matanyaberkaca- kaca) . Daging sate tak juga keluar. Lalu mereka mencari
angkot untuk membawa anak itu ke rumah sakit. Dia masih melihat anakkecil itu tersengal-sengal menarik nafas di kendaraan. Pemandangan
yang sungguh memilukan..

Tuhan berkehendak lain. Anak itu meninggal di perjalanan.

Sampai di rumah sakit, petugas memberi tahu bahwa untuk mengeluarkanbenda yang mencekik tenggorokan, cukup dengan memasukkan SEDOTAN MINUM ke kerongkongan. Lalu hisap sehingga benda itu menempel. Lalu tarik.

Sesederhana itu.

Menangislah semua orang. Betapa sederhananya untuk menyelamatkan nyawa.
Betapa berharganya ilmu untuk menyelamatkan nyawa.

KALAU ANAK ANDA TERCEKIK MAKANAN KENYAL, keluarkan PAKAI SEDOTAN!

Semoga lebih banyak jiwa yang terselamatkan dengan pengetahuansederhana ini. Amin.

| ]


Anda masih ingat boomingnya Film Naga Bonar jadi 2, disusul gegap gempitanya perhelatan kejuaraan Sepak Bola Piala Asia diJakarta yang mampu menunjukkan gairah ke - INDONESIA-an sebagian besar anak Bangsa.

Sebagian besar dari wikimuers tentu sudah sering menyaksikan tayangan Kick Andy bersama Andy F Noya yang diakui oleh banyak orang telah berhasil meng-inspirasi mereka untuk bersikap dan menentukan pilihan hidup, termasuk BERANI HIDUP setelah sempat ingin bunuh diri.

Kemudian segera menyusul 25 September 2008 ini diluncurkan Film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari Novel karya anak kampong Belitong, si Ikal - Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi merupakan Bagian pertama dari Tetralogi karya Andrea Hirata, dan hingga saat ini Novel ini telah Naik Cetak 14 kali dengan penjualan mencapai 500.000 eksemplar.

Film Laskar Pelangi saya prediksi akan mampu menyihir Jutaan orang untuk menonton, dan saya yakin orang yang telah membaca Novelnya akan merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh orang-orang disekitarnya.

Banyak yang tidak sabar untuk mengajak sanak saudara dan handai taulan untuk menonton Film Laskar Pelangi, karena yakin bahwa Novelnya saja bisa membangkitkan rasa bangga menjadi orang INDONESIA, apalagi Film-nya?

Membaca Novel Laskar Pelangi mengingatkan saya akan sebuah pelatihan kepemimpinan yang disebut Born to win, dengan pelaksana training adalah Indonesia Motivation.

Bagian paling penting dari pelatihan tersebut adalah sebuah Cerita Pendek "Si Sulivan Sang Burung Camar",yang telah menjadi doktrin di Negara-negara maju.

Jerman, Perancis, dan berbagai Negara Eropa serta Amerika, telah mewajibkan anak TK hingga Perguruan Tinggi untuk membaca sebuah Cerita Pendek itu sejak abad XVIII.

Korea Selatan dan Singapura menjadikan Cerita Pendek tersebut sejak awal 1950 dan awal 1960-an.

Cerita sederhana tentang seekor Burung Camar yang disingkirkan / diasingkan oleh kelompoknya jkarena burung Camar bernama Sullivan ini lebih suka belajar terbang agar bisa menangkap ikan dikedalaman laut ketimbang mengikuti tradisi leluhurnya yang cukup makan dari sampah ikan dan rempah/ sisa roti yang dibuang oleh Nelayan dan Kapal-kapal yang lewat.

Diakhir cerita pendek itu, ternyata banyak Sullivan dari kelompok burung camar lain yang juga diasingkan oleh kelompoknya, kemudian Sullivan2 itu membentuk kelompok sendiri yang berisikan burung-burung Camar yang suka belajar terbang, hingga akhirnya kelompok Sullivan ini terkenal sebagai kelompok Camar Hebat.

Pelajaran yang ditanamkan oleh Cerita Pendek itu adalah, kita jangan pernah berhenti belajar, jangan puas dengan kondisi yang ada, dan harus selalu siap berubah maupun menerima perubahan untuk menjadi yang lebih baik.

Sedangkan yang takterlupakan dari pelatihan oleh Indonesia Motivation adalah, kita terlahir kedunia ini setelah sembilan bulan sepuluh hari sebelumnya memenangkan pertarungan melawan jutaan saudara kita yang berupa zygot / sel telur dalam memperebutkan satu inti telur dirahim Ibunda kita. Apabila sekarang kita hanya menjadi seseorang yang biasa-biasa saja, atau malah sering sebagai pecundang, berarti kita menyia-nyiakan kemenangan kita dulu!!

Indonesia memiliki Mimbar Saputro dan wikimuers lainnya di Wikimu, Andy F Noya dengan Kick Andy-nya, Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi-nya, Deddy Mizwar dengan Naga Bonar/Naga Bonar jadi 2/ Para Pencari Tuhan-nya, Dahlan Iskan dengan Ganti Hati-nya,dan banyak orang dengan talenta yang meng-inspirasi anak Bangsa yang lain, seharusnya ini sudah cukup untuk menjadi modal bagi kita semua untuk bersatu padu menunjukkan dan mewujudkan Indonesia adalah Negeri Hebat yang dipenuhi manusia-manusia Hebat yang tidak hidup dialam mimpi, tapi mampu berkiprah nyata!

| ]





Banyak yang saya khayalkan jika Indonesia dipimpin dan dikuasai oleh manusia yang benar-benar memiliki nasionalisme tinggi dan tidak korup. Semakin sering saya membaca majalah, mencari informasi di internet, dan ngobrol sama orang-orang yang punya akses luas, ternyata saya jadi banyak tahu bahwa di berbagai perusahaan besar dan terkenal didunia ini, semacam Pabrik Mobil Mercy, Yahoo, Google, Nokia, NASA, dan lain-lain, ada orang Indonesia yang menduduki posisi terhormat di salah satu departemennya.

Semakin sering saya mencari tahu, semakin banyak saya ngobrol dengan banyak orang, ternyata saya jadi tahu bahwa banyak sekali orang Indonesia yang sangat bangga dengan ke-Indonesia-annya, baik dalam makna sempit maupun luas. Bahkan menurut Prof.Sri Edi Swasono yang minggu lalu sempat mampir ke kantor saya di Yogyakarta, bercerita bahwa salah satu anggota keluarganya sempat berikrar, kalo sampai mobilnya mogok di depan SPBU Petronas, dia rela mendorong mobilnya sampai ke SPBU-nya Taufik Kiemas yang jaraknya lumayan jauh!! Agar uang dia masuk ke SPBU milik Indonesia, bukan SPBU Asing!!

Dari beliau saya dapat kabar gembira tentang mulai tumbuhnya semangat nasionalisme di kalangan orang muda Jakarta, setidaknya ditunjukkan dengan tindakan di atas. Bahkan mulai ada teriakan mahasiswa dan anak muda lainnya yang menuntut NASIONALISASI Perusahaan Asing semacam yang dilakukan Presiden Chavez di Venezuela. Membaca fakta bahwa UU Migas yang ditandatangani Pemerintah Indonesia ternyata dibuat sesuai keinginan negara asing, dan mulai terkuaknya sejumlah perjanjian antar negara yang merugikan Indonesia ( =baca:RAKYAT ), memang selayaknya kita bangga menjadi orang Indonesia, karena kita merupakan negara yang kaya raya.

Sayangnya, 80% kekayaan kita dikangkangi Negeri Asing!!

Meskipun tidak mungkin terwujud dalam sekejap, saya yakin kelak setelah Indonesia dikuasai orang-orang idealis seperti di awal tulisan ini, yang nasionalisme-nya nomor wahid, maka mobil yang berkeliaran di jalanan adalah mobil merk Indonesia karya putra Indonesia.

Jika khayalan saya terwujud, maka saya pasti akan menggunakan HP merk lokal buatan Tasikmalaya, TV di rumah saya adalah bikinan pabrik di Wates-Kulonprogo, sepeda motor yang saya naiki adalah sepeda motor buatan Sukabumi, komputer yang saya andalkan buat menulis adalah buah karya anak Dayak di Tanah Grogot KalTim, dan pesawat terbang yang mengantar saya mudik adalah ciptaan saudara-saudara kita di Papua sana.

Saat ini saya sedang mencoba mengajak sanak famili saya untuk menanggalkan SIMcard GSM dan berganti dengan CDMA saja. Mengapa?

Karena operator GSM semuanya adalah milik pemodal asing!! Saya tawarkan pilihan kepada sanak famili, untuk beralih ke ESIA, FLEXI, atau FREN yang setahu saya 100% milik putra bangsa, terlepas dari kontroversi LAPINDO dan lainnya.

Susu untuk anak-istri saya, sebisa mungkin adalah produksi Sapi perah lokal yang belum beraroma asing, diselingi susu kedelai yang kandungan lumpur sawahnya terasa katrok banget!

Saya tak mau lebih Amerika dari orang Amerika, tak ingin mengkoleksi barang Jepang melebihi yang orang Jepang miliki, dan gak mau punya HP Nokia lebih banyak dari milik orang Finlandia, serta berusaha tidak membeli pulsa Telkomsel maupun Indosat melebihi orang Singapura beli pulsa!!

Nasionalisme saya mungkin kelihatan sempit, namun saya yakin jika tidak memulai dari diri saya dan keluarga saya, selamanya kita hanya akan menjadi pasar bagi produk luar negeri, hanya jadi penyedia bahan baku bagi negara-negara asing, dan menjadi kuli di negeri sendiri!!

Tahun 2006 dulu, saat mobil Timor baru mulai dipasarkan, saya termasuk salah satu salesmannya, di Jakarta, sambil kuliah. Dari sekian unit yang saya berhasil jual, ternyata sebagian besar pembelinya adalah orang-orang atau perusahaan Korea Selatan di Serang, Cilegon, dan Jabotabek. Alasan mereka membeli mobil Timor, karena mereka bangga dengan Produk Negara mereka!! Jika saat itu banyak orang Indonesia yang membeli mobil Timor dengan malu-malu, kemudian mencopot logo Timor-nya yang menempel di mobil, orang-orang Korea justru mencari assesoris Logo Timor yang besar....seakan akan agar semua orang tahu bahwa mobil yang mereka pakai adalah Timor buatan Korea Selatan!!

Dunia ini berputar, tak ada yang abadi, termasuk kejayaan maupun keterbelakangan suatu bangsa. Irak yang dalam sejarah dikenal sebagai negara 1001 Malam, kini luluh lantak. Kediri yang dulu menjadi pusat kerajaan besar, kini hanya menjadi kota Kabupaten. Sebaliknya Singapura yang dalam buku sejarah 1950-an tak pernah disebut, kini disegani dan dikagumi seluruh penghuni Bumi.

Sekali lagi, saya yakin kelak di Tokyo akan berderet-deret Rumah Makan Padang dan Ayam Taliwang, sementara di kawasan Broadway akan dipenuhi tenda-tenda Pecel Lele dan Gudeg Yogya, lalu saat jalan-jalan di pantai Phuket Thailand, kita dengan mudah ketemu kaos Dagadu maupun Joger!!

Dan sekali lagi saya yakin, kelak mobil merk Rusa, Macan, dan Manokwari akan menghiasi jalanan Dunia!

Terakhir, saya yakin kelak anak cucu kita akan berkeliling Dunia dengan kepala tegak, dengan biaya yang sangat murah sesuai penghasilan mereka, dan mereka disegani penduduk setempat karena di dada anak cucu kita terpancar cahaya MERAH PUTIH. Dan dijidatnya menyala PANCA SILA!!

Mimpi adalah awal dari segala karya cipta dan olah kreatif Manusia.

Mimpi adalah pijakan manusia dalam berusaha,bertindak, dan mengambil keputusan.

Pesawat Terbang, TV, Telepon, Satelit, adalah barang-barang yang dibuat berawalkan mimpi, khayalan, dan awalnya dianggap ide gila.

Tapi ternyata, banyak orang berhasil mewujudkan mimpinya, mengapa anda tidak?

| ]


Pola Pikir Sang Milyuner

Senin, 15-09-2008 08:39:10 oleh: Andrew Carmiel
Kanal: Opini

Dalam ilmu pengembangan diri ada yang di sebut framing atau frame. Bisa dikatakan dengan sederhana frame adalah pola pikir anda. Lebih jauh dijelaskan dia yang mempunyai pola pikir terkuat akan mempengaruhi dunia luar alih-alih dipengaruhi oleh dunia luar.

Beberapa contoh, mari kita lihat Henry Ford. Bagaimana dia berasal dari gelandangan dan menjadi orang terkaya pada jamannya. Kisah yang baru-baru ini terdengar? Pak Teddy Rachmat, mantan CEO Astra itu memulai karirnya dari sales sampai menjadi CEO dan sekarang ini dia menjadi salah satu pengusaha paling berhasil di bumi Indonesia ini. Pada saat warta ini ditulis penghasilan beliau mencapai Rp 30 Trilliun setahun dari semua perusahaannya! Contoh lain adalah Pa Sandiago Uno pemilik Recapital yang masuk dalam daftar orang 63 terkaya di Indonesia.

Apakah semua usaha itu haruslah usaha di bidang yang rumit seperti finance atau bermodalkan besar seperti produk tambang? Tidak demikian halnya. Saya pernah mendengar seorang pengusaha di Jakarta yang membuka tempat pengolahan sampah dan menghasilkan income Rp 3 M per bulan!

Pengusaha ini benar-benar memulai usahanya dari nol besar. Dia diusir oleh orang tuanya di usia muda karena kenakalannya. Tidak lulus sekolah. Dan segudang nasib sial lainnya.

Di sinilah yang disebut frame bekerja. Praktis sederhana tentang aplikasi frame bisa dilihat dari sebuah gelas yang diisi air setengahnya. Pemenang akan melihat kemakmuran dari setengah gelas yang terisi air sementara pecundang akan melihat kemiskinan dari setengah gelas yang kosong.

Pemenang akan melihat kegagalan sebagai sebuat langkah untuk belajar dan menjadi batu lompatan menuju kesuksesan sementara pecundang akan menyerah begitu saja begitu menemui kegagalan.

| ]






Saudaraku seiman, gambar ini (bagian dalam Baitullah) adalah hadiah istimewa bagi kita semua (terutama bagi yang belum pernah masuk atau belum pernah melihat/memiliki gambar seperti ini).Silahkan disebarkan ke saudara yg lain.



























AIR MATA RASULULLAH SAW DALAM SAKARATUL MAUTNYA

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah t id ak mengizinkannya
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata t id ak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. "Engkau t id ak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang t id ak
tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah t id ak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah h id up manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Silahkan Copy Paste Artikel ini, kemudian kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.

| ]


Kekayaan kalangan muda tak bisa lagi dianggap sebelah mata. Daftar
orang terkaya di dunia versi Forbes buktinya. Jika selama ini angka
kekayaan mereka itu berbanding lurus dengan usia --dari 1.125 orang
yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes rata-rata
berusia 61 tahun-- dalam beberapa tahun yang akan datang ada perubahan
karena Forbes telah mendaftar orang muda yang mempunyai potensi tersebut.

Pasangan muda Michael Birch dan Xochi berada dalam daftar teratas
calon orang terkaya di dunia. Awal tahun ini, pasangan tersebut baru
saja menjual situs pertemanan miliknya, Bebo, kepada AOL dengan harga
USD 850 juta (sekitar Rp 7,82 triliun). Mereka meraup keuntungan
sebesar USD 600 juta (sekitar Rp 5,52 triliun). Angka tersebut sangat
menggiurkan bagi banyak orang, terutama untuk Michael dan Xochi, yang
baru berusia 38 dan 36 tahun.

Kandidat lainnya adalah Tiger Woods yang baru berusia 32 tahun. Forbes
memperkirakan Tiger bakal masuk dalam daftar orang-orang terkaya di
dunia pada 2011. pasalnya, dia baru saja kembali bertanding setelah
mengalami cedera lutut. Artinya dia bisa kembali mengumpulkan pundi
pundi emasnya. Sekarang ini saja, Tiger tengah menegosiasikan tawaran
kerjasama dengan nilai yang amat besar.

Roelof Botha juga menjadi orang yang patut diperhitungkan. Pria
berusia 34 tahun yang bekerja di Sequoia Capital itu mendapat
keuntungan yang besar karena menjadi transaksi YouTube yang
ditanganinya. Transaksi itu menjadikan Sequoia meraup keuntungan
hingga 65 lipat. Perusahaan yang sama juga mempekerjakan Michael
Moritz yang sudah lebih dulu diakui sebagai orang terkaya di dunia.

Ada juga yang masih berusia 28 tahun tapi menjadi orang terkaya di
Thailand. Dialah Nishita Shah. Dia masuk dalam daftar karena bisnis
keluarganya yang menggurita. Bulan lalu diperkirakan kekayaannya
mencapai USD 375 juta (sekitar Rp 3,45 triliun). Gadis cantik ini
tidak hanya dikenal sebagai model yang kerap menghiasi sampul majalah
di Thailand. Tapi dia juga tengah mempersiapkan produk fesyen miliknya
sendiri.

Daftar calon orang terkaya di dunia yang dirilis Forbes kemarin juga
memasukkan nama Tyler Perry. Nama yang sama juga masuk dalam daftar
100 selebritis terkaya versi Forbes tahun lalu. Kekayaan pria 38 tahun
itu ditaksir mencapai USD 125 juta (setara Rp 1,15 triliun). Perry
yang memproduksi, menyutradarai dan berakting di produksinya, memiliki
kekayaan lebih banyak dibandingkan total harta Jennifer Aniston, Tom
Cruise, dan Bon Jovi.

Berbagai macam latar belakang para tokoh itu menunjukkan jika potensi
orang terkaya di dunia bisa muncul dimana saja. Namun, satu persamaan
yang mereka miliki. Meski harta mereka bertumpuk-tumpuk dan cukup
untuk hidup hingga tua, tapi mereka tidak mau berdiam diri. Bahkan,
mereka terus ingin mencoba berbagai bisnis baru dengan alasan
menghindari kebosanan.

Birch misalnya. Setelah beristirahat sejenak usia menjual situs Bebo
miliknya, bapak dua anak ini mulai melirik bisnisnya yang lain. Yakni
situs BirthdayAlarm. com, yang mereka miliki sejak 2001 tapi
terbengkalai karena mereka lebih berkonsentrasi pada Bebo. "Mungkin
sekarang waktunya kami beri situs tersebut sedikit sentuhan cinta,"
katanya lantas tersenyum.

Elon Musk adalah tokoh yang tidak hanya muda dan sukses tapi juga
penuh dengan rencana. Ketika berusia 27 tahun itu mengantongi
keuntungan USD 22 juta (sekitar Rp 202,4 miliar) setelah menjual
perusahaan dotcom miliknya, Zip2. Dia pun terlibat dalam pembuatan
PayPal, prosesor pembayaran online. Ketika Paypal dijual ke eBay, dia
menerima USD 170 juta (sekitar Rp 1,56 triliun) dalam bentuk saham
yang nilanya terus meroket.

| ]




Hidup Tanpa Ijazah

Ada seorang putra Indonesia yang tak punya gelar akademik sama sekali,
bahkan ijazah SMA pun tak punya karena ia tidak menamatkan SMA-nya,
tetapi ia diangkat sebagai gurubesar di tiga perguruan tinggi di
Jepang. Bagaimana bisa ?

Kita barangkali akan sulit meneladani tokoh yang satu ini, bukannya
tidak mampu, tetapi kesempatan yang ada pada masa kita hidup saat ini
sudah jauh berbeda dengan kesempatan yang lebar terbuka pada saat
dahulu. Orang harus mampu, dan ada kesempatan untuk menunjukkannya,
maka ia akan sukses. Memang kesempatan bisa diciptakan, tetapi belum
tentu selalu menjadi terbuka. Ini cerita tentang seseorang, barangkali
ada manfaatnya, paling tidak menekankan : no pain no gain !

Sebuah buku baru diterbitkan Pustaka Jaya, Januari 2008. Tebalnya
setebal bantal, 1364 halaman, dicetak di kertas HVS. Meskipun tebal
dan cetakannya bagus, harganya murah untuk buku setebal ini, Rp 95.000
(bandingkan dengan buku seri Harry Potter terakhir, Deadly Hollows,
tebal 1008 halaman, berkertas dengan kualitas di bawah HVS, berharga
Rp 175.000).
Saat mengetahui harganya, saya cukup kaget juga, buku-buku yang dicetak
biasa (bukan deluks) dengan tebal sekitar 200-300 halaman kini harga
rata-ratanya sekitar Rp 35.000-50.000, dengan harga rata2 itu maka
buku tebal Pustaka Jaya ini mestinya berharga sekitar Rp 250.000.
Bagaimana buku setebal 1364 halaman ini harganya hanya Rp 95.000 ?

Saya mendapatkan jawabannya pada halaman 1329 di buku ini dalam
"Ucapan Terimakasih" . Buku yang akan saya ceritakan ini memang harga
seharusnya adalah sekitar Rp 300.000. Tetapi, siapa yang mau membeli
buku setebal 1364 halaman dengan harga Rp 300.000 ? Kata Rosihan
Anwar, wartawan dan penulis senior itu, tebal buku maksimal yang masih
menarik untuk dibaca orang-orang Indonesia adalah sekitar 300-400 halaman. Memang Rosihan Anwar menganjurkan penulis buku ini untuk memotong bukunya sampai menjadi maksimal 400
halaman saja, tetapi penulisnya merasa sayang memotong manuskripnya
yang sudah sampai 1000 halaman, jadi ia tak memotongnya sama sekali,
maka akhirnya menjadi 1364 halaman. Harganya ? Ada sekitar 100 orang,
sebagian di antaranya tokoh-tokoh terkenal Indonesia dan Manca Negara
dari berbagailatar belakang, dari seniman sampai birokrat, dari ilmuwan sampai
jenderal, yang bersedia membeli buku ini dengan harga edisi khusus dan
terjadilah subsidi silang sehingga masyarakat umum dapat membelinya Rp
95.000. Sebuah ide bagus !

Baik, saya ceritakan saja buku ini. Judulnya adalah "Hidup Tanpa
Ijazah : Yang Terekam dalam Kenangan", sebuah otobiografi Ajip Rosidi,
sastrawan dan budayawan Indonesia. Buku ini ditulis dalam waktu kurang
dari setahun, ditulis atas anjuran teman-teman Ajip dan mengejar waktu
agar telah terbit saat Ajip berusia 70 tahun pada 31 Januari 2008.
Buku ini ditulis oleh Ajip sendiri, jadi bukan otobiografi pesanan
seperti banyak dipesankan oleh para tokoh politik dan militer (namanya
otobiografi ya harusnya ditulis sendiri dong, kalau dituliskan orang
lain ya namanya biografi). Walaupun buku ini mulai ditulis tahun 2006,
Ajip dapat merekam dengan cukup detail peristiwa2 puluhan tahun
sebelumnya sejak Ajip anak-anak, remaja, pemuda, dewasa muda, dewasa,
sampai usianya sekarang (70 tahun). Pasti Ajip biasa menulis jurnal
kegiatan harian sehingga ia bisa menuliskan kembali peristiwa
sehari-hari puluhan tahun ke belakang.

Mengapa Ajip memberi judul buku ini "Hidup Tanpa Ijazah" ? Karena Ajip
tak punya ijazah apa-apa, ijazah SMA pun tidak, sebab ia keluar
sebelum ujian akhir SMA (Taman Madya). Ajip tidak pernah kuliah, bukan
sarjana, tentu bukan master, apalagi doktor. Ia hanya seorang
otodidaktis (pelaku otodidak) tulen. Tetapi, lihat karya, sepak
terjang, dan pengakuannya. Itu semua melebihi pencapaian rata-rata
sarjana, master, doktor, dan profesor pada umumnya.

Saya tidak akan menceritakan dengan detail isi buku ini, untuk yang
berminat silakan membelinya saja. Saya ingin menyoroti mengapa Ajip
keluar sekolah, tidak mau meneruskan sekolahnya, otodidaknya, dan
karya, sepak terjang, serta pengakuannya. Dengan sikap dan kiprahnya
seperti itu Ajip adalah manusia langka, bukan hanya di Indonesia, di
dunia pun jarang yang seperti dia.

Ajip lahir di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, wilayah yang banyak
menghasilkan genteng dan kecap itu, pada 31 Januari 1938. Menempuh
pendidikan hanya sampai setingkat SMA yaitu di Taman Madya, Taman
Siswa Jakarta, itu pun tidak tamat.Tahun 1956 dia dengan sengaja
keluar dari sekolahnya seminggu sebelum ujian akhir dimulai.
Pendidikan formalnya berakhir 52 tahun yang lalu. Tetapi, ia tidak
pernah berhenti belajar. Pendidikan dan belajar tak harus di satu
tempat. Pendidikan harus di sekolah, belajar bisa di mana saja.

Saat Ajip mau menempuh ujian nasional, ramai terjadi kebocoran
soal-soal ujian, orang tak segan mengeluarkan uang dalam jumlah banyak
untuk membeli soal ujian, guru-guru pun bisa disogok. Di koran-koran
timbul polemic tentang manfaat ujian. Dipertanyakan tentang keabsahan
ujian untuk menilai prestasi murid yang sebenarnya. Ajip muda (16
tahun) berkesimpulan : orang

tidak segan melakukan perbuatan hina, membeli soal ujian atau menyogok
guru, demi lulus ujian. Untuk apa lulus ujian ? Untuk dapat ijazah.
Untuk apa ijazah ? Untuk melamar kerja. Untuk apa kerja ? Untuk dapat
hidup. Kalau begitu, hidup berarti bergantung kepada secarik kertas
bernama ijazah ! Ajip terkejut sendiri dengan kesimpulannya. Ia saat
itu telah empat tahun berkarya (Ajip mulai mengirimkan tulisan2 cerita
dan puisi dan dimuat di koran2 dan majalah2 sejak tahun 1952 saat
umurnya masih 14 tahun) dan telah merasa bisa hidup cukup mandiri
dengan honorariumnya. Ajip bertanya, apakah seorang pengarang
membutuhkan ijazah untuk bisa hidup ? Tidak.

Ajip memutuskan bahwa hidupnya tidak akan digantungkan kepada selembar
ijazah. Prestasinya tidak akan bergantung kepada selembar ijazah.
Menurutnya tak ada sekolah atau universitas yang dapat menuntunnya
menjadi seorang pengarang yang baik, apalagi ia punya pengalaman bahwa
guru2 bahasa Indonesianya semasa di SMP dan SMA harus lebih banyak
membaca daripada dirinya.

"Aku akan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuanku dalam bidang
sastra dan penulisan dengan banyak membaca. Dan membaca tidak usah di
sekolah. Tidak usah juga bersekolah tinggi karena aku sudah mengenal
huruf-huruf. Buku-buku dapat dibeli, atau dipinjam dari perpustakaan.
Dalam membaca aku dapat melampaui kebanyakan orang yang punya ijazah
lebar. Dengan kian luasnya bacaanku, maka tulisanku akan lebih
berbobot. Kalau tulisanku berbobot, niscaya orang-orang akan
menghargaiku sebagai pengarang. Akhirnya yang penting dalam hidup
adalah prestasi yang diakui oleh masyarakat. Berapa banyak orang yang
mempunyai ijazah tinggi dan menduduki jabatan penting dalam masyarakat
tetapi tidak pernah memperlihatkan prestasi pribadi ? Mereka akan
lenyap dari ingatan masyarakat kalau mereka sudah pensiun atau setelah
meninggal. Aku ingin tetap dikenang orang walaupun aku sudah
meninggalkan dunia yang fana ini. Dan hal itu hanya dapat dicapai
dengan berkerja keras, dengan mencipta karya yang bagus. Orang akan
tetap mengingat namaku kalau karya-karya yang kutulis bermutu" begitu
tulis Ajip Rosidi di dalam buku ini halaman 167-168.

Dan, keluarlah Ajip dari sekolah alias drop out, dia menulis surat
kepada gurunya di atas kartu pos, "saya tidak jadi ikut ujian nasional
karena saya akan membuktikan bahwa saya dapat hidup tanpa ijazah" Luar
biasa keputusan anak remaja ini, keputusan sendiri, tanpa memberi tahu
orang tuanya di Jatiwangi.

Dan puluhan tahun berikutnya adalah puluhan tahun pembuktian bahwa
Ajip bisa hidup tanpa ijazah. Sebuah bakat yang ditekuni secara luar
biasa akan berhasil luar biasa juga. Setahun sebelum ia keluar dari
SMA, buku pertamanya telah terbit ketika umurnya masih 17 tahun,
berjudul "Tahun-Tahun Kematian" (kumpulan cerpen). Itu adalah buku
pertama yang mengawali sebanyak lebih dari 110 judul buku berikutnya
selama puluhan tahun kemudian. Ajip menulis buku-buku baik kumpulan
cerpen, kumpulan puisi, roman, drama, penulisan kembali cerita rakyat,
cerita wayang, bacaan anak-anak, kumpulan humor, esai dan kritik,
polemik, memoar, bunga rampai, buku terjemahan, biografi (ada 10
halaman daftar lengkap karya Ajip di buku otobiografi ini). Ajip
menulis baik dalam bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia. Banyak
karyanya diterjemahkan oleh penerbit internasional ke dalam
bahasa-bahasa asing Belanda, Cina, Hindi, Inggris, Jepang, Jerman,
Kroasia, Prancis, Rusia, Thai, dan lain-lain.

Sepak terjang Ajip tak hanya dalam dunia penulisan sastra dan
sekitarnya. Ia adalah redaktur dan Pemimpin majalah Suluh Pelajar
(1953-1955) saat Ajip masih duduk di SMP dan SMA. Juga ia menjadi
pemimpin redaksi Majalah Sunda (1965-1967), Budaya Jaya (1968-1979),
dan Cupumanik (sejak 2005).

Ajip juga adalah redaktur, pendiri dan pemimpin usaha2 penerbitan. Ia
adalah seorang redaktur Balai Pustaka (1955-1956). Tahun 1962
mendirikan Penerbit Kiwari, tahun 1964-1969 mendirikan dan memimpin
Penerbit Tjupumanik di Jatiwangi. Tahun 1971 mendirikan Penerbit
Pustaka Jaya dan menjadi pemimpinnya. Tahun 1981 mendirikan Penerbit
Girimukti Pusaka, Tahun 2000 ia mendirikan dan memimpin Penerbit
Kiblat Buku Utama di Bandung. Usaha penerbitannya ada yang terus
berjalan sampai Sekarang (Pustaka Jaya), ada juga yang telah lama
berhenti.

Ajip juga sangat giat dalam berorganisasi, misalnya tahun 1954 (umur
16 tahun) menjadi anggota Badan Musyawarat Kebudayaan Nasional. Tahun
1956 menjadi anggota Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda. Tahun 1972-1981
menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (dewan ini juga dibentuk pada
tahun 1968 atas prakarsa Ajip. Tahun 1973-1979 sebagai ketua Ikatan
Penerbit Indonesia(IKAPI) . Tahun 1993 Ajip mendirikan Yayasan
Kebudayaan Rancage, sebuah yayasan yang mengapresiasi karya-karya
sastra daerah dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Bali.

Ajip juga menduduki banyak anggota badan-badan kehormatan. Tahun
1960-1962 dia adalah anggota Badan Pertimbangan Ilmu Pengetahuan
bidang Sastra dan Sejarah. Tahun 1978-1980 sebagai staf ahli menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1979-1982 menjadi anggota Dewan Fim
Nasional, tahun 1979-1980 menjadi anggota Dewan Pertimbangan
Pengembangan Buku Nasional. Tahun 2002 diangkat menjadi anggota
Akademi Jakarta.

Meskipun Ajip tak menamatkan SMA-nya, tak pernah kuliah, bukan
sarjana, tentu bukan master, apalagi doktor, tahun 1967 ia diangkat
sebagai dosen luar biasa pada Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran
di Bandung. Ajip pun sering diundang memberikan kuliah umum di
berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dan, tahun 1981, Ajip
diangkat sebagai Visiting Professor pada Osaka Gaikokugo Daigaku di
Osaka, Jepang. Ajip mengajar di Jepang sampai tahun 2003. Ajip pun
diangkat sebagai Gurubesar Luar Biasa pada tahun 1983-1994 di Tenri
Daigaku di Tenri, Nara, Jepang. Tahun 1983-1996 menjadi Gurubesar Luar
Biasa pada Kyoto Sangyo Daigaku di Kyoto. Pensiun sebagai guru besar,
Ajip pulang ke Indonesia pada tahun 2003. Sekalipun Ajip berada di
Jepang selama 22 tahun, dia tetap menulis buku2nya dalam bahasa Sunda
dan Indonesia, tetap berhubungan dengan para penggiat sastra di Tanah
Air, dan tetap memantau serta mengelola organisasi2 yang pernah
didirikannya dari jauh.

Sebagai penggiat sastra, tentu Ajip pun banyak menjadi pembicara di
berbagai simposium, seminar, kongres, konferensi atau lokakarya
mengenai kebudayaan dan kesenian, terutama tentang sastra dan bahasa,
baik di tingkat daerah, nasional, regional, maupun internasional.
Sebagai orang yang mumpuni dalam bidang sastra, Ajip pun kerap diminta
sebagai anggota dewan juri dalam menilai berbagai perlombaan bidang
sastra dan kesenian.

Ajip dan organisasinya pun beberapa kali mendapatkan dana nasional
maupun internacional untuk penelitian sastra dan budaya. Tahun
1969-1972 Ajip mendirikan dan memimpin proyek penelitian pantun dan
folklor Sunda. Tahun 1960-1967 Ajip mendapatkan dana dari the Toyota
Foundation untuk meneliti kebudayaan Sunda dalam rangka penyusunan
Ensiklopedi Sunda (telah terbit pada tahun 2000). Tahun 1960-1994
meneliti puisi Sunda, dan hasilnya dituliskan dalam tiga jilid buku
dengan tabal total 1700 halaman (telah terbit dua jilid).

Karena dedikasinya yang total lepada kesustraan dan kebudayaan, Ajip
beberapa kali diganjar penghargaan, yaitu 1957 : Hadiah Sastra
Nasional untuk kumpulan puisinya, 1960 : Hadiah Sastra Nasional untuk
buku kumpulan cerpennya, 1974 : Cultural Award dari Australia, 1993 :
Hadiah Seni, 1994 : penghargaan sebagai salah satu dari 10 putra Sunda
terbaik, 1999 : penghargaan Order of the Sacred Treasure, Gold Rays
with Neck Ribbon dari Jepang, 2003 : penghargaan Mastera dari Brunei,
2004 : Teeuw Award dari Belanda.

Demikian sekilas karya-karya dan pencapaian-pencapai an Ajip. Ia
berkarya sejak berumur 14 tahun sampai kini usianya 70 tahun, menekuni
sastra dan budaya Sunda dan sastra Indonesia selama 56 tahun.

Di dalam buku ini, yang berisi 23 bab, kita bisa mengetahui bahwa
pergaulan Ajip begitu luas, baik dengan kalangan sesama sastrawan dan
budayawan, juga dengan banyak tokoh dari berbagai bidang baik di
Indonesia maupun peneliti2 asing yang datang ke Indonesia untuk
meneliti sastra dan budaya Indonesia. Bagaimana pergaulan dan
pandangan Ajip dengan tokoh2 seperti Ali Sadikin, Mochtar Lubis,
Taufik Ismail, Asrul Sani, Affandi, Gus Dur, Nurcholish Madjid, dan
masih banyak lagi bisa dibaca di sini. Pengamatannya tentang kejadian2
penting yang dialami Indonesia entah itu pertikaian politik, bencana,
korupsi, dan lain2 dari tahun2 1940-an sampai sekarang bisa dibaca
juga di sini. Ajip juga menceritakan pikiran dan sikapnya tentang itu
semua dan hal2 yang dialaminya, termasuk saat gempa Kobe di Jepang,
sebagaimana layaknya sebuah otobiografi. Buku otobiografi setebal 1364
halaman ini adalah salah satu dari buku2 otobiografi paling tebal yang
pernah ditulis.

Kata seorang pengamat, Ajip adalah seorang langka dengan kelebihan
yang tidak dimiliki H.B. Jassin, Goenawan Mohamad, dan Soebagio
Sastrowardojo (Dr. Faruk dalam Kompas 31 Mei 2003).

"Mungkin ada orang yang membaca buku ini menuduh bahwa buku ini
merupakan usaha Ajip untuk memamerkan kehebatannya sebagai orang yang
"kurang sekolah", tetapi berhasil mencapai prestasi internasional.
Tentu saja tuduhan itu sukar dibantah. Meskipun tentunya sah-sah saja
bagi orang berprestasi untuk memamerkan prestasinya, apalagi prestasi
ini dicapai melalui perjuangan dan usaha sendiri dengan kerja keras.
Ajip sudah merupakan seorang yang dihargai di Indonesia, dia tak akan
perlu memamerkan diri lagi, buku ini ditulisnya lebih kepada keinginan
untuk mengawetkan kenangan2 dan pikiran2-nya, berbagi pengalaman
dengan orang lain", begitu tulis Arief Budiman dari Melbourne, teman
karib Ajip, dalam kata pengantar otobiografi ini.

Satu hal yang sangat penting yang merupakan pesan Ajip melalui buku
ini adalah : meskipun pendidikan sangat penting, orang bisa juga
berhasil meskipun tidak atau kurang sekolahnya. Ajip telah membuktikan kepada kita semua bahwa ia bisa hidup dan berhasil sampai punya
reputasi internasional bahkan sampai menjadi gurubesar di tiga
perguruan tinggi di luar negeri meskipun tak punya gelar akademik apa
pun, bahkan ijazah SMA pun tak ia miliki, Ajip benar2 : hidup tanpa
ijazah.

"Ajip akan diterjang kegelisahan yang luar biasa saat ia mandeg
membaca dan gagap menulis" (Maman S. Mahayana dalam Panji Mas,
Februari 2003).



Note:
Almarhum om koko soedjatmoko juga hebat kok, dia bukan tamatan perguruan
tinggi bisa jadi rektor universitas pbb di tokyo. juga ada seorang opung
yang ahli musik tradisional batak yang tdak pernah diperguruan tinggi, juga
ngajar sebagai dosen-luarbiasa pulak di universitas di medan sana bah ,
hehehehe

| ]


Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan
pribadinya:

"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan
pada diri anda?"

Jawabnya:

"Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:"Ingat,
kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung
jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."



Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang membuat orang ternganga:


1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh
karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid2 di
Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan
menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut
dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa
dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di
sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang
kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani
yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan
para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening
pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2
tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala
tegak.

5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang
terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya
40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya
bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. Hanya
itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik
secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan
pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua
kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu
dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti
keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga
menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.


9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia
mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat
dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan
kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info
tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong
protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya
tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet
merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal2 spt itu saat
mengunjungi berbagai tempat di negaranya.

11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat
tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur,
tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah
perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya
yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto2 yg
diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di
seluruh dunia, termasuk amerika.

12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris
paling muka

13. Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat
dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa

14. Ia juga tidak mau bersalaman dengan wanita yang bukan muhrimnya, cukup
menundukan kepala sebagai rasa hormat

Mudah-mudahan di pemilu yang akan datang kita akan memiliki Presiden
seperti itu?